Baiklah, sekarang kita akan membicarakan masalah politik di Indonesia saat ini, terutama dalam masalah korupsi. Ini adalah sebuah gagasan yang di hasilkan dari pemikiran orang-orang yang sukses,.. termasuk saya,. entah sukses dalam bidang apa Saya juga ga tau,. hehe.... Baiklah langsung saja kita ke topik permasalahan....


Dalam teori ekonomi klasik cetusan adam smith atau Keynes, bahwa kemakmuran suatu Negara memang di dukung kuat oleh sumber daya alam(SDA). Namun demikian untuk mengelola sumber daya alam tersebut, di butuhkan pula sumber daya manusia(SDM) yang mumpuni dalam mengelola sumber daya alam yang ada. Pendidikan adalah suatu cara yang tepat dalam mencetak sumber daya manusia yang handal. Maka tak pelak bahwa pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk meningkatkan kemakmuran ekonomi suatu Negara.
Bila kita lihat system pendidikan di Indonesia, maka kita akan merasa miris. Karena selama ini pendidikan di Indonesia belum mapu menjadi “mesin” pencetak SDM yang handal dan mampu bersaing dengan SDM luar negri, atau minimal mampu mengelola dengan baik dan rasional SDA yang ada di Negara kita. Ada baiknya bila kita berkaca pada system pendidikan pada Negara yang sudah mampu menjadi “mesin pencetak” SDM yang handal. Bila kita di tanya oleh seseorang, pendidikan Negara mana yang paling top di dunia???, maka akan muncul di otak kita sederet Negara-negara maju seperti jepang,amerika,inggris atau Negara-negara eropa lainnya. sebenarnya kita telah salah perspektif selama ini, karena sebenarnya pendidikan paling top di dunia adalah Finlandia. Finlandia adalah sebuah Negara yang terbukti paling tidak korup di dunia.
Finlandia adalah Negara yang mendapatkan peringkat satu pendidikan di dunia berdasarkan survey yang dilakukan oleh Organization for Economic and Coorporation and Development(OECD). Survey yang di kenal dengan nama PISA (Programme for International Student Assesment) ini mengukur kemamapuan siswa di bidang Sains, membaca, dan juga matematika. Hebatnya Finlandia bukan hanya unggul dalam kemampuan akademis tapi juga pendidikan untuk anak-anak lemah mental. Kunci Finlandia sukses dalam bidang pendidikan ternyata ada pada anggaran dan kualitas guru serta sistem pembelajaran yang sangat bagus. Anggaran pendidikan Finlandia memang agak tinggi dari Negara lain tapi bukan menjadi yang tertinggi bila di bandingkan dengan Negara-negara eropa lainnya.Kualitas guru juga menjadi perhatian yang sangat,ini di buktikan dengan seleksi menjadi guru di finlandia sangat ketat dengan persaingan sangat tinggi, bahkan lebih sulit dari seleksi masuk jurusan kedokteran dan hukum.Sistem pendidikan di sana juga cukup unik, karena anak-anak Finlandia mulai masuk usia sekolah pada umur 7 thn lebih tua dari pada usia sekolah di Negara-negar lain, dan jam sekolah di sana juga hanya sekitar 30 jam.Di finlandia hampir tidak ada perbedaan antara siswa yang berprestasi dan tidak serta siswa di tuntut untuk bangga dengan diri mereka sendiri, karena jika ini terjadi maka akan membuat guru hanya focus pada siswa yang cerdas. Situasi di kelas di buat santai dan fleksibel, pekerjaan rumah tidak di tuntut untuk di jawab dengan benar, yamg penting siswa sudah menunjukkan adanya usaha. Remedial tidak dianggap sebagai tanda kegagalan tapi kesempatan untuk memperbaiki. Ujian dan evaluasi, di sebagaian Negara dianggap sebagai bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, tapi lain halnya bagi finlandia. Ujian dan evalusi dianggap menghancurkan tujuan belajar siswa, karena bila terlalu banyak ujian secara tiadak langsung kita membuat siswa untuk belajar hanya untuk lolos ujian.
Setelah kita lihat fakta di atas maka kita bisa membandingkannya dengan pendidikan di Negara kita. Bahkan di Negara kita, instansi yang paling korup di Negara kita adalah instansi pendidikan. Hasil pemantauan ICW (Indonesia Corruption Watch) menyebutkan kasus korupsi di instansi-instansi pendidikan di Indonesia mencapai 142 kasus dengan kerugian Negara mencapai 243,3 miliar. Maka jangan heran bila pendidikan di Indonesia dianggap gagal total, karena anggaran APBN Negara yang justru banyak di salurkan di bidang pendidikan malah disinyalir paling rawan korupsi. Tak heran walau APBN mayoritas disalurkan ke pendidikan, masih sekitar 739.741 ruang kelas tak layak pakai karena dana-dana itu di gunakan untuk menggendutkan “tikus-tikus kantor” yang bermain didalamnya. Jika memang kita merasa miris dengan semua ini, kita juga harus sadar bahwa inilah saatnya mengubah wajah pendidikan Indonesia yang sudah carut marut karena para “tikus-tikus kantor” yang tak bermoral, karena merekalah berapapun anggaran APBN yang dicairkan, tak mungkin dapat merubah wajah pendidikin negeri ini, karena itu digunakan hanya untuk “menggendutkan perut mereka”.


These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati